Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Monday, March 3, 2008

Model Kepemimpinan Menurut Fisika (bag. 2)

Oleh: Prof. Yohanes Surya, Ph.D/Rektor Universitas Multimedia Nusantara, Jakarta

Fenomena Einstein
Pada awal abad ke-20, Einstein memperkenalkan teori relativitasnya. Menurut teori ini, tidak ada gerak absolut. Semua gerak bersifat relatif.

Misal ketika kita naik kereta api, kita merasa seolah-olah kita diam, tetapi pohon-pohon bergerak. Atau yang paling jelas saat ini kita berada dibumi. Kita merasa bahwa kita diam, mataharilah yang bergerak dari Timur ke Barat. Padahal kenyataannya bumi lah yang bergerak mengelilingi Matahari. Matahari menganggap dirinya diam, padahal menurut pusat galaksi, matahari bergerak memutari pusat galaksi. Pada gerak relativistik ini, mereka yang bergerak paling cepatlah, yang paling menonjol.

Kondisi yang cocok untuk fenomena ini adalah kondisi pada masyarakat demokrasi (misalnya negara-negara barat) dimana setiap orang merasa dirinya paling benar (relatif), paling berjasa, dan paling berhak memimpin. Perhatikan pada proses pemilihan presiden Amerika Serikat yang sedang berlangsung. Dari Partai Demokrat Obama dan Hillary merasa mereka yang paling cocok untuk jadi pemimpin, demikian juga dari Partai Republik, Mc Cain dan Romney saling mengunggulkan dirinya bahwa merekalah yang paling cocok jadi pemimpin. Mereka merasa visi merekalah yang paling benar untuk kemajuan Amerika Serikat.

Pemimpin yang dibutuhkan pada kondisi ini adalah pemimpin yang mempunyai keunggulan-keunggulan dalam visi, mempunyai integritas tinggi dalam menjalankan visi itu dan mau kerja keras serta bergerak cepat dalam merealisasikan program-program yang mendukung visi yang unggul itu.

Kecepatan bergerak (dinamika) dan integritas sangat diperlukan karena mereka terus-menerus dipantau oleh oposisi.

Kepemimpinan Clinton dapat dijadikan contoh yang baik untuk kepemimpinan model ini. Dengan visinya yang lebih unggul dari Bush senior, Clinton mampu menjadi presiden. Begitu jadi presiden, ia begitu dinamisnya sehingga roda perekonomian Amerika menjadi sangat maju di jaman Clinton ini. Namun ia tidak sadar bahwa ia terus diamati oposisi sampai hal yang sekecil-kecilnya. Karena ia tidak hati-hati ia terpeleset oleh wanita dan dihabisi oleh oposisi. Sayang sekali, padahal kalau tidak, ia bisa jadi salah satu presiden terbesar Amerika Serikat.

Di Indonesia, daerah-daerah terutama kota-kota besar (seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makasar dsb) yang mempunyai banyak keragaman membutuhkan kepemimpinan model ini.

Bersambung .....

No comments: