Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Monday, March 17, 2008

Faktor Luck Dalam Kesuksesan

Dalam beberapa kali seminar motivasi, sering kali ada pertanyaan sejauh mana faktor "luck", hoki atau keberuntungan menentukan kesuksesan seseorang? Sebenarnya apa yang dimaksud dengan "luck", hoki atau keberuntungan di sini? Misalkan anda mempunyai tabungan dan pihak Bank mengadakan gebyar undian berhadiah mobil BMW. Katakan ada 7.5 juta nasabah bank tersebut di seluruh Indonesia. Berapa peluang keberuntungan anda? Peluang anda menang undian tersebut sangat kecil yaitu hanya 1/7.5 juta! Namun seandainya tiba-tiba anda diumumkan sebagai pemenang undian mobil tersebut maka dikatakan bahwa "lucky", beruntung atau sedang mendapatkan hoki. Kenapa ? Karena anda tidak ikut secara langsung dalam "proses" yang mengakibatkan anda memenangkan undian tersebut. Fenomena ini sama dengan misalnya kita hidup santai, makan uang warisan. Kerjanya memasang undian judi togel atau semacam Porkas di masa lalu. Semakin banyak membeli maka kemungkinan peluang akan semakin besar. Namun juga peluangnya masih terlalu kecil dibandingkan jutaan pesertanya misalnya.

Saya yakin banyak di antara kita sangat percaya akan ramalan bintang, ramalan nasib dan ramal-meramal lainnya. Ada suatu cerita lucu dari pak Andrie Wongso-sang motivator no 1 Indonesia ini. Suatu ketika pada saat masih kecil beliau dibawa ke tukang ramal oleh orang tuanya untuk mengetahui keberuntungan nasibnya kelak. Ketika telapak tangan beliau dilihat kemudian dia ditanya apa shionya, dijawab oleh pak Andrie Wongso bahwa shionya adalah Kuda. Kontan saja kaget sang peramal maka dia menjawab bahwa nanti Andrie Wongso ketika besar akan sengsara hidupnya. Kemudian ditanya lagi lahirnya pagi, siang atau malam. Dijawab oleh Andrie muda bahwa dia lahir pagi hari. Apa kesimpulan sang peramal? Andrie Wongso muda diramalkan akan hidup sengsara sepanjang hidupnya! Untung saja hal ini tidak diambil hati oleh Andrie Wongso muda. Jelas saja diramal sengsara, karena penampilan keluarga pak Andrie yang saat itu sangat sederhana karena keterbatasan ekonomi yang ada. Meskipun SDTT (Sekolah Dasar Tidak Tamat) pak Andrie berjuang keras meraih impian demi impiannya. Kerja kerasnya membuahkan kesuksesannya kini. "Luck" atau keberuntungannya diraih setelah beliau bekerja dengan sangat dan sangat keras.

Tahun 2008 ini merupakan hal yang fenomenal buat Sriwijaya FC, kesebelasan kebanggaan masyarakat Palembang. Meskipun baru berusia 4 tahun, namun Sriwijaya FC bisa menggabungkan 2 gelar bergengsi di tanah air yaitu Copa Indonesia Dji Samsoe dan Liga Indonesia Djarum. Apakah kesuksesan Sriwijaya FC ini berkat "luck" atau keberuntungan semata? Tentu saja tidak bukan? Sriwijaya FC bekerja sangat keras bahkan dengan menginvestasikan uang yang tidak sedikit untuk mengangkat persepakbolaan daerahnya. Dimulai dari pembangunan stadion bertaraf internasional, hingga perekrutan sang arsitek Rahmad Darmawan - pelatih yang dikenal selalu sukses menangani sebuah klub sepakbola serta perekrutan pemain berkualitas.

Klub sepakbola yang baik bukanlah klub yang dihuni semua pemain "bintang" di semua posisi. Namun lebih ke arah bagaimana membangun suatu kerjasama yang padu antara official, pelatih dan pemain. Jika official campur tangan dalam perekrutan pemain atau bahkan pemilihan pemain ketika pertandingan maka sudah pasti akan kacau. Bukan itu saja, kunci sukses Sriwijaya FC bukanlah sekedar mereka berlatih keras dan ngotot bermain namun juga adalah persaudaraan di antara semua pemain dan pelatih di dalam dan di luar lapangan. Hal ini akan membuahkan hasil yang optimal antara kerja keras pemain (ngotot) dan kerjasama di lapangan. Pemain tidak bernafsu untuk mengusung ego sendiri dengan berusaha membikin golnya sendiri namun lebih melihat siapa temannya yang lebih bebas untuk mencetak gol. Semua pemain akan rela "mati" di lapangan demi kesuksesan untuk klub tercintanya. Jadi jelas keberhasilan Sriwijaya FC bukan sekedar mengandalkan "luck" atau keberuntungan semata namun "luck" mereka merupakan perpadauan berbagai hal.

Menarik apa yang dikatakan oleh Thomas Jefferson bahwa "I'm a great believer in luck and I find the harder I work, the more I have of it yang artinya kurang lebih bahwa "Saya sangat percaya akan suatu keberuntungan dan saya menemukannya setelah saya bekerja keras. Lebih keras lagi saya bekerja maka keberuntungan akan lebih banyak saya peroleh." Langston Coleman mengamini apa yang dikatan Thomas Jefferson bahwa "Luck is what you have left over after you give 100 percent" artinya bahwa keberuntungan akan datang setelah kita berusaha 100 persen!

Mungkin nggak seandainya kita kerjanya setiap hari ngobrol ngalor ngidul alias ngerumpi dan duduk-duduk di jalan, tiba-tiba mendapat keberuntungan ada mobil lewat dan turun mengangkat kita menjadi manager suatu perusahaan asing? Tentu tidak mungkin bukan. Jelaslah bahwa tidak ada kesuksesan yang datang secara tiba-tiba atau hanya karena keberuntungan semata. Kesuksesan merupakan perpaduan antara pecanangan impian, goal, komitmen, kegigihan, kejujuran dan kerja keras pantang menyerah. Setelah kita berjuang semampu kita maka "luck" atau keberuntungan akan datang dan bukan sebaliknya, jika kita hanya menunggu faktor "luck" atau keberuntungan saja akan menyebabkan kita malas dan semakin malas. Kita menyalahkan orang lain dan keadaan karena "luck" tidak kunjung datang. Tanpa usaha kerja keras meraih impian maka sudah pasti sengsara yang akan kita dapat! Apakah anda setuju?

Dari: F. Prajnanta

No comments: