Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Friday, June 13, 2008

HARD ISSUE: Kemiskinan Akibatkan 6,5 Juta Anak Bekerja

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi menyatakan tahun ini 6,5 juta anak bekerja karena keluarga mereka miskin. "Jumlahnya naik 30-80 persen setiap tahun seiring dengan jumlah anak putus sekolah dan kekerasan terhadap anak yang terus meningkat," katanya seusai audiensi Hari Dunia Melawan Eksploitasi Anak dengan Komisi Kesehatan dan Tenaga Kerja Dewan Perwakilan Rakyat.

Komnas Perlindungan Anak mencatat 11 juta anak usia 7-8 tahun tak terdaftar sekolah di 33 provinsi se-Indonesia. Pada 2004 sebanyak 2,1 juta anak putus sekolah, kebanyakan berada di jenjang sekolah menengah pertama. Umur pekerja anak bervariasi mulai 7 sampai 17 tahun.

Pekerja anak berada di sektor informal, seperti asongan, semir sepatu, pembantu rumah tangga, pemulung, hiburan malam, usaha rumahan, dan manufaktur. Hampir semua anak yang bekerja beralasan ingin membantu orang tua. "Paling banyak, ojek payung dan joki," kata komisioner Komnas, Rustin Ilyas.

Susanti, seorang pekerja di Muara Angke, membantu orang tuanya bekerja membersihkan sarang walet. Gadis 17 tahun itu ingin melanjutkan sekolah, yang terhenti saat lulus sekolah dasar. Santi diupah Rp 15 ribu per hari untuk 11 jam kerja. "Pemerintah harus bantu anak kecil sekolah," kata Susanti sambil menitikkan air mata.

Musmunah, 14 tahun, terpaksa bekerja di tempat hiburan malam sejak pagi. "Saya ingin sekolah seperti anak-anak lain," kata dia. Anak pertama dari tiga bersaudara ini mengaku tak satu pun anggota keluarganya mengenyam pendidikan.

Sumber : koran tempo