Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Thursday, July 10, 2008

Manusia Indonesia Dikuasai Budaya Konflik

Pikiran orang Indonesia dikuasi oleh budaya konflik.
Kita lebih tahu cara, teknik, dan strategi berkonflik ketimbang cara
dan strategi berkolaborasi atau bekerja sama dengan pihak lain.

Demikian dinyatakan Prudensius Maring menjawab pertanyaan, kenapa
Indonesia terus dilanda konflik, yang diajukan salah seorang
penyanggah dalam sidang terbuka promosi doktor antropologi di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Di ranah akademis, ilmuwan sosial lebih banyak melakukan kajian-kajian
tentang konflik ketimbang kajian-kajian tentang kolaborasi. Karenanya,
para akademisi juga ikut bertanggung jawab atas tidak munculnya aspek
kolaborasi dalam berbagai konflik sering disertai kekerasan.

Untuk mewujudkan Indonesia yang damai, kita perlu lebih kembangkan
pikiran tentang kolaborasi, kata Prudensius. Disertasinya berjudul
Hubungan Kekuasaan: Konflik, Perlawanan, dan Kolaborasi dalam
Penguasaan Hutan di Egon, Flores.

Menggunakan teori kekuasaan Michael Foucault, dalam penelitiannya,
Maring menemukan, di kawasan hutan Gunung Egon bukan hanya terjadi
konflik antara pemerintah dan masyarakat setempat, tetapi masyarakat
adat juga sering berkolaborasi dengan pemerintah agar dapat
memanfaatkan secara optimal lahan dan sumber daya lainnya.

Kehadiran badan nonpemerintah atau lembaga swadaya masyarakat (LSM)
ternyata tidak selalu disambut baik masyarakat. LSM yang hidup dari
dana luar negeri dianggap mewakili kepentingan asing, tutur Maring
yang menyusun disertasi dengan promotor Prof Dr Achmad Fedyani
Saifuddin. Maring lulus dengan predikat summa cum laude.

Di FISIP UI, kemarin, juga berlangsung sidang promosi doktor Djainal
Abidin S, peneliti dan koordinator pelatihan di Lembaga Demografi
Fakultas Ekonomi UI dengan disertasi berjudul Modal Sosial dan
Dinamika Usaha Mikro Kecil (UMK): Suatu Studi Sosiologi Ekonomi di
Perkampungan Industri Kecil Jakarta.

taken from: KOMPAS

No comments: