Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Friday, February 22, 2008

HARD NEWS

Sepekan Memasuki Masa Kegelapan

Mari kita menyediakan lilin atau lampu templok, karena krisis listrik benar-benar tiba. Mulai kemarin (21/2), PLN Distribusi Jakarta Raya memadamkan listrik secara bergilir di Jakarta, Tangerang dan sekitarnya. Rencana ini akan berlaku selama enam hari ke depan, yaitu hingga 26 Februari 2008.

Oh ya, pemadaman ini tak hanya untuk rumah tangga, tetapi juga untuk industri. Program on off sakelar listrik ala PLN ini juga terjadi hampir di semua daerah. Mulai dari Aceh, Medan, Bali hingga Sulawesi Selatan.

PLN akan memadamkan listrik per wilayah selama sekitar empat jam. PLN memulai giliran pertama pada pukul 08.00 hingga pukul 12.00 siang. Begitu seterusnya sampai jam lima sore. "Kami memang diperintahkan untuk memadamkan listrik sebanyak 300 Megawatt setiap shift sampai tanggal 26 Februari nanti," kata Juru Bicara PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Azwar Lubis kepada KONTAN, Kamis (21/02).

Pahitnya, PLN tidak bisa menjamin pemadaman hanya berlangsung lima hari. Selama mesin pembangkit PLN masih kekurangan pasokan batubara,? pemadaman bisa berlangsung lebih lama. "Kita lihat saja perkembangannya," kata Azwar.

Ini adalah buntut gangguan cuaca buruk pada pasokan batubara untuk pembangkit listrik di Jawa dan Bali. Ombak di Laut Jawa yang masih liar membuat kapal tongkang pengangkut batubara dari Kalimantan tak bisa merapat untuk membongkar muatannya.
Memang PLN sudah berhasil menyediakan pasokan bahan bakar jenis marine fuel oil (MFO) untuk pembangkit.? Masing-masing, 21.000 kiloliter MFO untuk PLTGU Muara Karang, dan 34.000 kiloliter MFO untuk PLTGU Muara Tawar. Dua pembangkit ini pun mulai beroperasi. Sayang ini hanya bisa mengurangi defisit sebesar 47 MW. Kekurangan listrik masih akan mengancam Jawa dan Bali, lantaran setiap hari masih minus suplai listrik 653 MW.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui pemerintah kurang tanggap mengantisipasi. "Pasokan tetap tetapi permintaan terus bertambah," tutur?? Presiden. Sebaliknya, Menteri Energi Purnomo Yusgiantoro tak merasa bersalah. "Ini tidak ada kaitannya dengan kebijakan makro energi nasional. Ini masalah operasional yaitu cuaca," kata Purnomo. (kontan-harian.info)

No comments: